Jangan pernah menyanjung cinta bila tak mengerti maknanya cinta. Karena buatku, buat kamu, dan buat semua cinta itu berarti buat kita. Kita tak usah disanjung jika hatimu tak mau disanjung karena hatimu tak akan sanggup menelan pahitnya cinta. Cinta itu tak akan selamanya indah untuk kamu jalani, cinta itu akan membuat harimu tak indah lagi, tak akan manis lagi seperti hari ini. Ia akan mengoyakkan semua isi hatimu, semua perasaanmu, semua akal sehatmu…
Kawan, aku bahkan tak pernah merasakan indahnya cinta. Buatku, cinta itu cukup aku yang merasakannya dan cuma aku yang menyantap pahit rasanya. Aku tak butuh orang yang aku cintai ada di hadapku. Aku tidak mau dia ada di sisiku, karena aku tahu, aku mengerti, aku hanya punya cinta! Tak ada yang dapat dibanggakan dariku selain cinta, hanya cinta!
Ke mana jalan menyeberang, hanya cinta yang menemaniku, cinta pula yang membawa langkahku menghirup udara segar. Cinta juga yang membuat hariku bermakna, cinta pula yang membuat senyumku mengembang tiap kutatap matahari menyinari pagi. Bukan, bukan orang yang aku cintai, melainkan cinta di hatiku yang memberi aku kekuatan.
Aku tak butuh dia – orang yang aku cintai – menemani hariku. Dia tidak akan mendapatkan apa-apa dariku. Aku tahu diri, apa yang aku punya. Aku tak sama seperti mereka, punya semua kelebihan, punya kemegahan dan keistimewaan yang mampu untuk dibanggakan, sedangkan aku? Aku tidak pernah punya semua itu, aku tidak punya kelebihan apapun, bahkan aku hanya punya kelemahan yang membuat dia malu – bahkan kawanku – untuk dekat denganku. Untuk apa punya kekasih, atau teman seperti aku. Tidak ada yang dapat dibanggakan dari seorang aku. Tidak ada!
Kata mereka, punya kekasih tampan itu membuat hati tenang. Masih kata mereka, punya kekasih ganteng itu membuat diri bangga. Juga kata mereka, punya kekasih pandai itu menjadikan hidup makin bersemangat untuk dijalani. Dan, masih banyak lagi kata mereka, padaku. Dan aku kawan, aku tidak punya apa-apa untuk itu. Tampan atau ganteng seseorang itu standar, walaupun standar, aku tidak punya.
Bagiku, tanpa kawan itu sakit sekali apalagi tanpa kekasih. Tapi, kawan lebih bermakna untukku, karena hanya kawan yang mampu memberiku harapan, memberiku semangat, memberiku arti hidup, kalau aku masih punya mereka, walau tanpa ada orang yang aku cintai disisiku, hidupku akan berarti kendati cuma saat itu, saat kawanku ada di sampingku. Tapi tak apa, asal senyum bisa kuulurkan dan dunia masih menganggap aku ada, buatku semua akan berarti.
Siapapun kawanku, akan kujaga seperti bunga di hatiku. Tak aku kunodai dan akan kupelihara sampai mekar hingga napasku terhenti. Juga akan kusiram tiap pagi dan sore sampai dia benar-benar manis di pandang mata, sampai dia – kawanku – mendapatkan penjaga hati dan jiwanya. Ketika itu, kubiarkan ia dibawa terbang oleh kupu-kupu bersayap pelangi.
Kawanku, apakah cinta itu indah buatmu?
0 komentar:
Posting Komentar